Saat berangkat dari Medan
Jakarta, - Dalam rangka berjuang untuk Bela Aset Negara, serta menyuarakan dan berusaha meminta keadilan dan tindakan tegas dari Pemerintah Pusat di Jakarta, untuk menuntaskan permasalahan atas perambahan Hutan Lindung serta perusakan hutan Mangrove dan DAS oleh Mafia Tanah yang berada di kabupaten Labura Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di antara Desa Tanjung Mangedar dan Teluk Pulai Dalam Kecamatan Kualuh Hilir dan Kualuh Laidong, Rahmad Panggabean menempuh perjalanan ke Jakarta dengan mengendaraai sepeda motor bersama istrinya.
Rahmad Panggabean menilai, Masyarakat tidak kunjung juga mendapatkan keadilan dan perhatian atas perlakuan praktek kezholiman yang telah dilakukan oleh pengusaha dan penguasa di Sumatera Utara, terkhusus di Labuhan Batu Utara.
"Kami telah melaporkan di tingkat Provinsi Sumatera Utara, kemudian saya salah satu tim investigasi Gakorpan DPP RI bertekad untuk menuntaskan di tingkat Nasional, tentunya pada Pemerintahan Pusat di Jakarta"ucap Rahmat Pangabean pada Sabtu, 23 September 2023 kepada Awak Media ini melalui telepon genggamnya.
Saat berada di Pekanbaru Riau
"Berangkat dari Sumatera Utara menuju Jakarta ditempuh dalam waktu Lima hari, dan beristirahat di SPBU yang saya lewati, pertama terpikir saya meras tidak akan sanggup, tetapi berbekal semangat untuk menegakkan keadilan dan didukung oleh istri tercinta yang turut serta ikut menemani. Kemudian, terlebih berkat Doa dan dukungan dari saudara, sahabat dan rekan aktivis pejuang keadilan, maka semua dapat saya lakoni demi sampai di Ibu Kota Jakarta" Ujar Rahmat Pangabean dengan tetap optimis berjuang untuk masyarakat.
"Sesampainya di Jakarta, saya dan istri disambut luar biasa oleh rekan-rekan sahabat dari Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) dan Gerakan Anti Korupsi dan Penyelamatan Aset Negara (Gakorpan) dan Persatuan Gerakan Mahasiswa Labura, Sumatera Utara, " Terang Rahmat kepada Awak Media ini yang mulai kagum dengan perjuangan Rahmat Pangabean.
Setela sampai di Jakarta
Tidak hanya itu, Rahmat Pangabean juga menyebutkan, Ketua umum PPWI, Wilson Lalengke bersama rekan DPD GAKORPAN RI, dan Ketua Umum Gakorpan DPP RI, dan Abednego Panjaitan turut membantu dalam memberikan pandangan serta 'win win solution' mencari dan mendapatkan keadilan bagi masyarakat di Labura.
Rahmat Pangabean dan istrinya berangkat menaiki sepeda motor ke Jakarta kerena permasalahan Hutan Lindung Mangrove yang telah dialih fungsikan menjadi kebun pribadi selama puluhan tahun, oknum pengusaha telah melakukan perambahan, pengerusakan dan menghilangkan aset negara sudah lama berlangsung dengan cara membabi-buta, bahkan hingga sampai jalan masyarakat yang ada disekitar perkebunan Akok Tasman cs ikut juga dirusak salah satunya pasar Peninggalan sejarah penjajahan Belanda yang disebut jalan Belanda oleh masyarakat sekitarnya.
Jalan Belanda ini sangat banyak manfaatnya bagi warga setempat, selain menjadi tanggul penahanan luapan air pasang dari laut juga dijaga dan dirawat warga untuk menjadi bukti sejarah bagi generasi penerus anak cucu masyarakat yang ada di Desa Tg Mangedar Teluk Pulai Dalam Labura Sumut, itupun habis sudah dirusak dan diluluh-lantakkan oleh oknum Mafia Tanah Akok Tasman dan Edy Surianto Amd bersama kroninya demi kepentingan pribadinya.
Inilah Plang yang dipakai oleh Mafia Tanah Akok Tasman, setelah Kementerian BPKHL turun ke TKP Plang ini dibuka
Pengerusakan jalan poros Belanda itu yang paling parah dilakukan Akok Tasman pada bulan Desember 2022 tepatnya pada malam Natal pada saat masyarakat warga sekitarnya sedang beribadah, hal tersebut telah dilaporkan ke APH dan Pemerintah terkait, namun belum ada respon yang baik dari APH dan Pemerintah, seakan-akan kasus ini tidak ada keseriusan Pemerintah Daerah Labura juga APH serta terkhusus Polres Labuhan Batu dan Polda Sumut terkesan lambat untuk menindaklanjutinya karena sudah hampir satu tahun Semenjak laporan dimasukkan oleh Rahmad Panggabean sebagai tim Investigasi Gakorpan DPP-RI.
Oleh karena itu, perambahan hutan lindung disertai perusakan hutan mangrove dan DAS ini dan pengerusakan jalan Belanda hal tersebut memicu kemarahan masyarakat desa Tanjung Mangedar dan Teluk Pulai serta bersama kelompok tani Satahi Permata Lestari, dimana masyarakat mencoba mempertanyakan ke pihak Akok Tasman cs, tetapi tidak kunjung mendapatkan jawaban, Akhirnya situasi pun pecah, masyarakat pun beramai-ramai datang dan melampiaskan amarahnya dengan membakar alat berat dan gudang oknum mafia yang biasa disebutan Akok itu.
Inilah surat dari DLHK Sumut yang menyatakan lahan perkebunan Akok Tasman cs berada di kawasan Hutan Lindung
Setelah insiden pembakaran alat berat tersebut, akhirnya Akok melaporkan kejadian tersebut Polsek Tanjung Leidong, oleh peristiwa itu, Ketua Kelompok Tani Sarlen Pasaribu mendapat pemanggilan dan diperiksa hingga akhirnya ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka bersama 2 (dua) orang dari kelompok tani lainnya pada Februari 2023 lalu.
Rahmad Panggabean dan tim investigasi mendapat informasi langsung terjun kelokasi tersebut, tentunya dengan rencana menuntaskan permasalahan tersebut, dari hal itu
Rahmad Pangabean dan tim mencoba mediasi ke APH Labura dan Polda Sumut, serta melanjutkan ke DLHK Sumut dan Kejaksaan, namun, kata Rahmat tidak kunjung mendapatkan perlakuan untuk keadilan sudah selama berbulan - bulan bahkan sudah hampir satu Tahun.
Akhirnya, Rahmad Panggabean dan tim investigasi sepakat meneruskan langsung ke pusat Jakarta dan itu kata Rahmat sesuai arahan dan masukan dari seluruh elemen para pejuang keadilan lembaga, media dan APH pusat dan semua orang memiliki jiwa pejuang keadilan.
Ini Peta lengkap dengan titik Kordinatnya bahwa lahan perkebunan Akok Tasman berada dalam Kawasan hutan lindung
Rahmad Panggabean berharap, " atas semua pengorbanan yang telah dilakukan oleh masyarakat dan para fungsi kontrol dan semua elemen (red), untuk mendapatkan keadilan bagi Masyarakat desa Tanjung Mangedar dan Teluk Pulai Dalam dan amankan aset negara yang diselewengkan oleh para oknum mafia khususnya, serta beberapa rekan sampai ada yang di bui dipenjarakan dan khususnya bagi masyarakat dan aset negara Indonesia yang terzholimi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, semata mata mereka para oknum hanya memikirkan untuk keuntungan pribadi, " berharap dapat keadilan dan segera di tindak tegas. tutup Rahmad Panggabean.
Rilis GAKORPAN DPP-RI