30/12/2022, Tg Mangedar, Kualu Hilir, Labura, Sumut, - Hari besar perayaan Natal yang ditunggu - tunggu umat Kristiani diseluruh Dunia dan di Indonesia adalah hari besar yang harus dirayakan setiap umat Kristiani sesuai dengan ajaran dan kepercayaan yang mereka anut, perayaan Natal itu dirayakan umat Kristiani di Kota hinga sampai kepelosok Desa yang mana salah Satu Desa di Sumatera Utara Kabupaten Labuhan Batu Utara Di Desa Tanjung Mangedar sekitarnya turut larut mengikuti acara Gereja dengan bersuka-cita.
Desa Tg Mangedar sekitarnya yang berbatasan dengan Desa Teluk Pulai Dalam adalah Desa yang rukun akan adat istiadat dan yang taat akan ajaran agama dari beragam suku yang tinggal di Desa tersebut, namun dalam beberapa hari terakhir ini kerukunan dan kenyamanan masyarakat DesaTg Mangedar sekitarnya sangat terusik dengan adanya permasalahan yang dipicu oleh oknum pengusaha tajir yang mana pada saat Malam perayaan Natal berjalan dengan Khidmat dilaksanakan masyarakat sekitar DesaTg Mangedar, pengusaha Akok merusak jalan Belanda jalan yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang selama ini dijaga dan dirawat kelestariannya oleh masyarakat setempat agar tidak rusak supaya ada untuk bukti sejarah buat generasi penerus.
Pada hari Minggu 25/22/2022 masyarakat luas sekitar Desa Tg Mangedar terkejut mendengar kabar perusakan pemutusan jalan bersejarah yang selama ini mereka jaga dan rawat, masyarakat sekitar sangat merasa diperlakukan tidak manusiawi oleh pengusaha tersebut sehingga para pengetua adat, tokoh masyarakat, tokoh Pemuda dan tokoh Agama beserta para aktivis berkumpul dan bermusyawarah agar perlakuan yang tidak beradab yang dilakukan oleh Akok agar dilaporkan ke Pihak penegakan hukum.
Namun pada saat itu masyarakat yang berkumpul sudah ratusan orang dari berbagai penjuru DesaTg Mangedar sekitarnya sulit untuk mengambil mupakat sebab sebagian besar masyarakat yang berkumpul sudah mereka sakit hati tidak terbendung lagi luapan amarahnya, warga bermufakat untuk bersama-sama untuk melihat langsung jalan Belanda yang dirusak Akok, sehingga masyarakat berbondong-bondong datang ke jalan Belanda yang dirusak oleh Akok didekat lahan kebun kelapa sawit Akok, setelah warga sampai di TKP memang benar jalan peninggalan sejarah jaman penjajahan Belanda itu sudah dirusak dan diputus.
Ratusan warga Desa Tg Mangedar bermufakat untuk menjumpai Akok Pemilik Kebun Kelapa Sawit untuk meminta pertanggungjawaban atas perusakan dan pemutusan jalan Belanda tersebut, namun saat sampai di areal perumahan perkebunan kelapa sawit Akok warga tidak dapat menemui Akok dan wargapun akhirnya semakin tersulut emosi sehingga dengan spontan warga mengambil minyak solar dari jetor dan sebagian warga mengambil bensin dari sepeda motor masing-masing warga hingga terjadilah pembakaran pelabuhan tempat bongkar muat kelapa sawit milik Akok dan Satu unit Excavator merek Hitachi.
Disaat Awak mediakonfirmasi ke salah Satu warga Tg Mangedar melalui Via Komunikas WA, inisial JP mengatakan, kami tidak terima jalan Belanda yang bersejarah dirusak dan diputus sebab itu adalah bukti sejarah buat anak cucu kami dimasa mendatang, kami juga sangat marah bukan tidak tanpa sebab, jika jalan Belanda itu diputuskan air pasang akan meluap masuk ke persawahan kami, sebab selain jalan bersejarah, jalan Belanda itu adalah sebagai tanggul penahanan luapan air pasang dari laut, sedangkan mata pencaharian kami yang utama adalah bertani padi, itulah membuat kami sangat marah, tutupnya
Rahmad Panggabean